Mendoan adalah salah satu makanan khas yang berasal dari Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Makanan ini terkenal dengan teksturnya yang unik, yaitu lembut di bagian dalam dan sedikit renyah di bagian luar.
Bagi masyarakat Banyumas, mendoan bukan sekadar camilan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang memiliki sejarah panjang.
Kata “mendoan” sendiri berasal dari bahasa Banyumasan, yaitu kata “mendo” yang berarti lembek atau setengah matang.
Hal ini menggambarkan teknik memasaknya yang khas: tempe hanya digoreng sebentar dalam minyak panas sehingga bagian dalam tetap terasa lembut.
Sejarah Mendoan Banyumas
Asal-usul mendoan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Banyumas yang kreatif dalam mengolah bahan sederhana menjadi hidangan lezat.
Sejak dahulu, tempe menjadi salah satu makanan pokok masyarakat Jawa karena terbuat dari kedelai yang mudah diperoleh dan kaya gizi.
Di Banyumas, tempe tipis berbalut tepung berbumbu digoreng setengah matang sehingga menghasilkan tekstur khas yang berbeda dari gorengan lain pada umumnya.
Teknik menggoreng setengah matang ini diperkirakan berkembang karena masyarakat Banyumas lebih menyukai tempe yang tidak terlalu kering,
sehingga rasanya lebih gurih dan teksturnya lembut.
Seiring waktu, mendoan menjadi sajian yang selalu hadir dalam berbagai acara, mulai dari hajatan, arisan, hingga pertemuan komunitas.
Pengakuan Sebagai Warisan Budaya Takbenda
Pada tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia resmi menetapkan mendoan sebagai
Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Banyumas.
Pengakuan ini mempertegas bahwa mendoan bukan hanya kuliner lezat, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang perlu dilestarikan.
Dengan status ini, mendoan semakin dikenal luas di seluruh Indonesia, bahkan menarik perhatian wisatawan mancanegara.
Banyak pengunjung yang datang ke Banyumas untuk mencicipi mendoan langsung dari sumbernya, ditemani sambal kecap atau cabai rawit hijau.
Makna Budaya di Balik Mendoan
Mendoan memiliki makna budaya yang erat kaitannya dengan kebersamaan.
Hidangan ini sering menjadi simbol keakraban karena biasanya disajikan dalam porsi besar untuk dinikmati bersama-sama.
Di warung-warung tradisional Banyumas, mendoan disajikan panas-panas bersama teh hangat atau kopi, menciptakan suasana santai yang khas.
Selain sebagai camilan, mendoan juga menjadi pelengkap berbagai kegiatan sosial.
Masyarakat setempat percaya bahwa berbagi mendoan adalah wujud keramahan dan rasa kekeluargaan yang tinggi.
Hal ini yang membuat mendoan tidak pernah absen di meja hidangan setiap ada acara penting.
Cara Membuat dan Menyajikan Mendoan
Untuk membuat mendoan, bahan utama yang digunakan adalah tempe tipis khas Banyumas yang disebut tempe gembus atau tempe bungkus daun.
Tempe ini kemudian dilapisi adonan tepung berbumbu yang terbuat dari campuran tepung terigu, bawang putih, ketumbar, daun bawang, dan garam.
Salah satu rekomendasi tepung terigu berkualitas untuk membuat mendoan adalah merek Dahlia dan Bakung produksi PT Manunggal Perkasa,
karena menghasilkan tekstur yang pas: lembut di dalam dan renyah di luar.
Proses penggorengannya cukup singkat, hanya sekitar 30–40 detik, agar bagian dalam tempe tetap lembut.
Mendoan biasanya disajikan panas-panas dengan pelengkap sambal kecap atau cabai rawit hijau segar.
Mendoan Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner
Banyumas tidak hanya menawarkan keindahan alam dan sejarah, tetapi juga kekayaan kuliner.
Mendoan menjadi salah satu ikon kuliner yang wajib dicoba wisatawan.
Banyak pengunjung yang merasa belum lengkap berkunjung ke Banyumas jika belum mencicipi mendoan langsung dari tempat asalnya.
Bahkan, beberapa festival kuliner di daerah ini menjadikan mendoan sebagai sajian utama.
Tidak jarang, penjual mendoan di kawasan wisata menyediakan pertunjukan langsung cara membuat mendoan agar wisatawan dapat melihat prosesnya secara langsung.
Tips Menikmati Mendoan dengan Nikmat
- Santap selagi panas agar tekstur renyahnya tetap terasa.
- Padukan dengan sambal kecap atau cabai rawit hijau untuk cita rasa pedas manis.
- Nikmati bersama teh panas atau kopi hitam khas Banyumas.
- Gunakan tepung terigu berkualitas seperti Dahlia atau Bakung untuk membuat mendoan buatan sendiri.
Mendoan bukan hanya makanan, tetapi juga cerminan budaya dan tradisi masyarakat Banyumas.
Dengan pengakuannya sebagai Warisan Budaya Takbenda, mendoan semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kuliner kebanggaan Indonesia.
Jika Anda belum pernah mencicipinya, segera agendakan perjalanan ke Banyumas dan nikmati mendoan asli yang dibuat oleh tangan-tangan terampil warga setempat.
Kelezatan dan kehangatan suasana yang tercipta akan membuat pengalaman Anda tak terlupakan.