Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Purbalingga akan menggelar event lari lintas alam internasional, Slamet Trail Run 2025. Acara ini dijadwalkan pada 19 Oktober 2025 mendatang.
Rute Unik di Gunung Slamet
Alex Fajar dari Unicones, selaku penyelenggara (Race Organizer), mengumumkan hal tersebut dalam rapat koordinasi di objek wisata D’Las Serang, Jumat (22/8/25). Lomba lari ini menawarkan pengalaman unik, berbeda dari lomba lari biasanya.
Rute perlombaan akan melintasi jalur pendakian Gunung Slamet. Gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini menjadi ikon yang tepat untuk sport tourism.
“Kalau biasanya lomba lari ada di jalan, kali ini rute akan melintasi jalur Gunung Slamet. Gunung Slamet adalah destinasi pendakian favorit sekaligus gunung tertinggi di Jawa Tengah dan kedua di Pulau Jawa, sehingga sangat layak menjadi ikon sport tourism,” ungkap Alex Fajar.
Selain ajang olahraga, event ini juga mempromosikan potensi wisata sekitar Gunung Slamet, termasuk D’Las Serang.
Dampak Ekonomi dan Antusiasme Peserta
Tujuan utama Slamet Trail Run 2025 adalah mendukung sport tourism. Hal ini diharapkan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Antusiasme peserta sangat tinggi. Terbukti dengan terdaftarnya 400 peserta dalam sehari sejak dibukanya periode early bird pada 19 Agustus 2025.
Target peserta mencapai 1.200 orang, dengan total kehadiran diperkirakan 4.000 orang, termasuk keluarga dan wisatawan.
“Target kami 1.200 peserta dengan perkiraan total 4.000 orang hadir, termasuk keluarga hingga wisatawan. Kehadiran mereka tentu akan menggerakkan UMKM, penginapan, hingga pariwisata daerah. Kami juga berharap okupansi kamar penginapan di sekitar D’Las maupun di Purbalingga dapat mencapai 400 kamar,” jelas Alex.
Kehadiran peserta diharapkan mendongkrak UMKM, penginapan, dan pariwisata lokal.
Lebih dari Sekadar Lari: Budaya dan Hiburan
Selain lomba lari, panitia juga menyediakan berbagai acara pendukung. Ada UMKM Expo, pertunjukan kesenian tradisional dan musik, serta runner camp.
Hal ini bertujuan memberikan pengalaman berkesan bagi para peserta.
“Kami ingin peserta tidak hanya berlari, tetapi juga merasakan suasana lokal, menikmati kesenian, dan berinteraksi dengan masyarakat. Dengan begitu, branding pariwisata Purbalingga dan Jawa Tengah bisa semakin kuat,” tambah Alex.
Dengan demikian, peserta dapat menikmati budaya lokal dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Standar Internasional dan Kategori Lomba
Slamet Trail Run 2025 telah mendapatkan pengakuan internasional. Event ini telah terdaftar di International Trail Running Association (ITRA) dan UTMB Index.
Para peserta dapat mengumpulkan poin untuk mengikuti UTMB di Prancis.
Informasi lomba ini tercantum di website resmi ITRA dan UTMB.
Tersedia tiga kategori lomba: 25K, 14K, dan 5K, dengan tingkat kesulitan berbeda.
Kategori 25K memiliki syarat khusus terkait pengalaman lari trail sebelumnya.
“Peserta kategori 25 km wajib memiliki pengalaman minimal lari trail 21 km dengan elevasi 1.500 meter. Gunung Slamet memiliki trek terjal, sehingga safety dan kesehatan peserta sangat kami utamakan. Kami akan menurunkan tim medis untuk memeriksa kondisi pelari sebelum start, agar tidak terjadi insiden di lapangan,” jelas Alex.
Kesehatan dan keselamatan peserta menjadi prioritas utama penyelenggara.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan menggabungkan olahraga dan pariwisata, Slamet Trail Run 2025 diharapkan menjadi agenda tahunan.
Penyelenggara berharap event ini dapat berkelanjutan dan menjadi agenda rutin di Purbalingga.
“Harapan kami, acara ini bisa sustain dan menjadi agenda rutin yang setiap tahun diselenggarakan di Purbalingga,” tutup Alex.
Event ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pariwisata dan perekonomian daerah.